Sebagai
kawasan yang strategis, ASEAN berdiri pada tahun 1967 oleh Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand. Kemudian menyusul Brunei Darussalam (1984),
Vietnam (1995), Laos (1997) dan Kamboja (1999). Luas Negara ASEAN 4,44 Juta
Km2, dengan jumlah penduduk 625 Juta Jiwa, GDP US$ 2 Miliar, diperkirakan ASEAN
pada tahun 2016 akan mencapai GDP US$3 Miliar. Jalur lautnya dilewati 45%
perdagangan laut dunia.
Hal
menarik belakangan ini terkait ASEAN adalah pernyataan Presiden Joko Widodo
pada KTT ASEAN di Myanmar pada November 2015, “Indonesia tetap berkomitmen
untuk mewujudkan masyarakat ASEAN 2015, dengan tiga pilar, untuk mewujudkan
masyarakat ekonomi ASEAN, diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi
negara-negara ASEAN. Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 7% ditahun-tahun
mendatang. Indonesia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pasar semata.
Indonesia harus juga menjadi bagian dari rantai produksi regional dan global”
Dengan
demikian, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 memiliki 4 Pilar utama, yaitu
#
Pasar dan basis produksi tunggal
# Kawasan ekonomi yang kompetitif
# Perkembangan ekonomi yang adil
#
Integrasi ke ekonomi global
Indonesia
berpeluang untuk lebih maju dalam menghadapi MEA ini. Karena beberapa sektor
telah dibenahi pemerintah seperti pembangunan transportasi massal, pembangunan
tol laut, peningkatan pembangkit listrik investasi yang lebih terbuka melalui
perijinan, reformasi pembebasan lahan dan pelayanan investasi satu pintu secara
terpadu. Selain itu pemerintah sedang mempersiapkan langkah-langkah strategis
dibidang energi, listrik, pertanian, kelautan dan industri.
Beberapa
kendala dalam menghadapi MEA 2015 yaitu adanya persepsi masyarakat yang masih
negatif mengingat sosialisasi MEA 2015 belum maksimal dari pemerintah ke
masyarakat. Masyarakat berpendapat bahwa dengan adanya MEA 2015 akan banyak
arus barang yang masuk baik itu kebutuhan rumah tangga maupun swasta sehingga
barang produksi dalam negeri bisa tersaingi dan tidak laku. Faktor konsumsi
masyarakat bisa meningkat tanpa dibarengi peningkatan pendapatan yang
signifikan. Tingkat pendidikan masyarakat yang tidak merata juga menjadi
hambatan Indonesia terutama disektor tenaga kerja. Adanya kekhawatiran
membanjirnya tenaga asing seperti dari Singapura, Malaysia dan Filipina yang
kemampuan akademik maupun bahasa asing lebih diatas rata-rata. Untuk disektor
infrastruktur akan lebih mudah dan murah karena adanya berbagai macam produk
yang ditawarkan serta adanya pemangakasan biaya pengiriman. Sehingga kualitas
infrastruktur lebih baik dan lebih cepat pembangunannya.
Beberapa
pemerintah daerah belum memahami apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi MEA
2015 terutama PEMDA yang berbatasan langsung dengan Negara ASEAN. Kurangnya
sosialisasi dan adanya pergantian pemerintahan merupakan salah satu kendala
untuk sosialisasi MEA 2015. Pemerintah pusat perlu melakukan koordinasi yang
intensif kepada seluruh PEMDA agar kesepakatan bersama ini benar-benar sinergi
sehingga hasil yang merupakan target bersama bisa tercapai tanpa adanya
pihak-pihak yang dirugikan. Penanganan soasialisasi yang kurang serius dari
pemerintah pusat perlu dipertajam dengan inpres atau peraturan menteri agar
kordinasi dapat tercapai.#
No comments:
Post a Comment