Friday, September 23, 2016

Masih ada ASA dari Ujung Kertanegara

Realitas Politik vs Harapan Umat

1. Jauh sebelum pendaftaran Cagub-Cawagub DKI, umat berharap hanya ada 1 saja pasangan calon yang mewakili umat Islam.

2. Lalu muncul nama-nama tokoh Islam, Yusril Ihza, Sandi Uno, Adhyaksa hingga tokoh perempuan Tri Rismaharini.

3. Penerimaan publik terhadap calon-calon tersebut kurang menggembirakan, hanya Risma yang dianggap bisa bersaing.

4. Untuk mengusung Risma harus dengan ijin Bunda Ketua, sedangkan Yusril dan Adhy selain tak punya partai, elektabilitasnya tak kunjung beranjak.

5. Lalu dimunculkan calon Alternatif, Mardani Ali Sera. Gerindra dan PKS sepakat mengusungnya.

6. Jelang pendaftaran, konstelasi makin dinamis. Jiwa ksatria dipertaruhkan. PKS merelakan kursi Cawagubnya. Prabowo pun menunjukan kenegarawanannya, tak apa Gerindra di posisi Cawagub.

7. Hingga sehari jelang penutupan pendaftaran, umat masih berharap hanya 1 pasangan Muslim yang bertanding lawan petahana.

8. Harap-harap Cemas, akhirnya 2 pasangan calon Gubernur Muslim mendaftar. Ulama saling bertanya-tanya.

9. Mengapa 2 pasang calon Muslim? Haruskah 2 pasang menantang petahana? Mari kita pandang ini sebagai realitas politik, sekaligus strategi.

10. Ahok punya beking hampir seluruh konglomerat. Saat putra SBY maju, konglomerat naga dapat dipecah, karena SBY pasti sudah berhitung, tak mungkin dia mengorbankan anaknya untuk ambisinya.

11. Suara umat Islam terpecah? Tidak juga. Justru umat akan punya banyak pilihan, 1 petahana harus dihajar oleh 2 pasang calon dengan pasukan yang berbeda. Bila 1 pasukan dipukul mundur, dia harus bergabung dengan pasukan muslim disebelahnya.

12. Disisi lain, hampir seluruh survey menyebut elektabilitas aHoax tidak pernah menyentuh 50%, bahkan tren nya terus turun. Artinya, Pilkada tidak akan 1 putaran.


13. Ini pasangan yang komplementer, saling melengkapi. Bila tak minat dengan sosok Militer, ada sosok akademisi yang telah teruji saat jadi menteri.

14. Untuk mengalahkan sosok pemimpin seperti Fir'aun yang arogan dan sombong, tak bisa berfikir linear dan terlalu lurus. Karena tikungan politik itu terjal dan berliku.

15. Yang penting, pasukan Agus-Silvy dan Anies-Sandi tak saling serang. Hajar Fir'aun bersama-sama.

16. Sungguh, Rakyat Jakarta mendamba pemimpin baru. Rakyat sudah muak dengan pemimpin bergaya Fir'aun yang arogan dan sombong.

17. Realitas Politik vs Harapan Umat, Semoga Bertemu dengan Takdir Terbaik. Masih ada ASA dari ujung Kertanegara. #

No comments: