Thursday, May 05, 2011

Empat Langkah Menyelesaikan Masalah

Setiap orang yang hidup dimuka bumi ini pasti memiliki masalah. Tak ada manusia yang tak pernah menghadapi masalah. Sebuah Rumah Tangga yang disebut sakinah, bukan karena rumah tangga tersebut berjalan tanpa masalah, tapi karena rumah tangga itu mampu menyelesaikan masalah-masalahnya.

Seorang manusia pun demikian. Harus jujur dan berani menghadapi masalahnya. Sekarang tinggal bagaimana kita bersikap terhadap masalah yang kita hadapi. Ketika menghadapi masalah, kata orang bijak, Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin.” Karena biasanya, seseorang yang bisa keluar dari masalahnya akan mengangkat kepercayaan dirinya, mengembangkan cara berfikirnya, dan yang terpenting, mengembalikan martabatnya.

Kenapa masalah itu terjadi? Dikatakan ada masalah, apabila terjadi perbedaan antara harapan dan realita yang ada. Bila seorang atasan berharap anak buahnya melakukan sesuai perintahnya, tapi realitanya itu tidak terjadi, maka timbul masalah. Ada konflik. Bisa berujung pada perpecahan. Atau salah satu diantaranya stress. Bahkan mungkin dua-duanya yang frustasi.

Itulah sebabnya, masalah itu harus diatasi. Tenang dan jujur dalam menghadapi masalah, adalah salah satu kuncinya. Juga berani bersikap dan mengambil salah satu dari empat langkah penyelesaian masalah berikut ini :

1. Langkah Solusi, yaitu menyelesaikan masalah dengan mencari solusi yang benar-benar obyektif. Misalnya, suatu ketika anak-anak anda bertengkar rebutan mainan (ini masalah), kemudian anda datang dan memberikan solusi. Anda bilang pada salah satu anak anda, “Nak, kamu kan sudah punya punya mainan seperti ini, jadi mainan ini dikasih untuk Abangmu saja ya…” (ada solusinya, obyektif).

2. Langkah Resolusi, yaitu menyelesaikan dengan cara subyektif, dan masalahnya memang selesai juga. Misalnya, dalam kasus rebutan mainan seperti diatas, anda bilang pada anak anda yang lebih tua, “Abang, biar adik aja yang pegang mainan ini ya, kan Abang harus ngalah sama adik..” (Atau bisa ditambahkan juga, “Nanti Abang dibelikan mainan baru yang lebih bagus..”). Masalah selesai, secara Subyektif.

3. Langkah Desolusi, yaitu dengan mengalihkan masalah kepada isu yang lain. Ini yang disebut pengalihan isu. Misalnya, dalam kasus rebutan mainan tersebut, anda datang dan kemudian langsung mengatakan, “Ayo, siapa yang mau ikut beli martabak di depan……” Atau “Ayo, kita jalan-jalan ke Mall..” Tak ada solusinya, tapi masalah anda selesai. Karena memang tidak semua masalah perlu dicari solusinya. Kadang ada masalah yang muncul karena akibat dari perbuatan orang lain. Si A ngomong ke B, lalu si B nyambung ke C. Dan si C inilah yang mempermasalahkan ke anda, akibat konflik yang dibuat si A. Disini anda perlu melakukan manajemen konflik.

4. Langkah Absolusi, yaitu didiamkan, atau ditinggalkan masalahnya. Ya udah, tinggalkan saja, jangan berkata apa-apa, jangan bertindak apapun. Dalam dunia pergaulan, seringkali bila kita menghadapi masalah, kita ingin cepat-cepat menyelesaikannya, namun karena sikap tergesa-gesa, justru itu menimbulkan masalah baru. Misalnya, ada orang yang marah sekali sama kelakuan anda, dia jengkel sekali, sampai menjelek-jelekan anda dibelakang anda. Tentu anda merasa terganggu, merasa di fitnah. Tapi ketika anda berusaha bicara dengan orang itu, dia malah semakin marah, tensinya makin tinggi. Disinilah kita mengambil Alternatif solusi ini, diamkan saja. Waktu yang akan meredakan amarahnya. Memang ada baiknya juga anda berpikir seperti kata Gusdur, “EGP, Emang Gue Pikirin.”

No comments: