Satu
lagi dalil pemerintah yang perlu diluruskan. "Pemerintah menyatakan bahwa
harga BBM harus dinaikan karena sekarang Indonesia adalah NET OIL IMPORTIR
(Bukan lagi pengekspor minyak)." Perlu saya sampaikan bahwa produksi minyak
Indonesia menurun hingga 832ribu Barel per hari, akibat realisasi
eksplorasi-drilling jatuh hingga titik nadir (39 exploratory, padahal
ditahun 1980-2000 ada dikisaran 100-260).
Nyaris
tidak ditemukan blok minyak baru di 9 tahun terakhir ini (persis selama
SBY berkuasa). Disisi lain, ditemukan cadangan gas yang begitu
melimpah, hingga 159 Trilyun Cubic Feet, dibanding cadangan minyak yang
hanya 7,9 Milyar barel.
Sudah tahu kondisinya seperti ini,
bukannya menjadikan gas sebagai energi alternatif, hasil gas justru diekspor
ke luar negeri, infratsruktur gas tidak dibangun, SPBG banyak yang tutup.
Boro-boro menyediakan pasokan gas untuk transportasi (sebagai pengganti BBM),
untuk listrik dan industri pupuk saja tidak cukup. Anggaran sudah disediakan
DPR, tapi penyerapan belanja infrastruktur hanya 80% dalam 3 tahun
terakhir.
Akibatnya, volume BBM meningkat, BBM langka dimana-mana,
subsidi BBM pun membengkak. Lalu Pemerintah cari jalan paling pintas,
MENAIKAN HARGA BBM. Pemerintah yang Gagal kok Mas, malah rakyat yang
menanggung beban.... www.facebook.com/adhi.azfar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment