Wednesday, May 15, 2013

Hari Kebangkitan Nasional



105 Tahun yang lalu, atau tepatnya tanggal 20 Mei 1908, lahir sebuah organisasi yang diprakarsai sekelompok pemuda bangsa. Mereka menamakannya dengan Boedi Uetomo. Dalam perkembangannya, hanya dalam hitungan 6 bulan saja, Boedi Uetomo sudah memiliki 7 cabang di berbagai kota di Indonesia, yakni Batavia (sekarang Jakarta), Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.

Lahirnya Boedi Uetomo juga memunculkan kesadaraan untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa penjajahan. Anak-anak muda, bersatu-padu dan bergerak membangkitkan rasa dan semangat persatuan dan nasionalisme, untuk mengeluarkan bangsa yang besar ini dari penjajahan.

Kini, telah lebih dari 1 abad berlalu. Sejarah perjuangan Boedi Uetomo telah digoreskan dengan tinta emas dan catatan gilang demilang. Sekarang ini memang tidak ada penjajahan secara fisik bagi rakyat Indonesia. Namun kejahatan dan dusta yang dilakoni para pemegang jabatan publik di Negeri ini kian rakus dan menjelma menjadi virus ganas.

Musuh kita sekarang adalah korupsi. Penjajah kita saat ini adalah para koruptor yang menggunakan kewenangannya untuk memperkaya dirinya sendiri. Rakyat dibiarkan kelaparan, kemiskinan dijadikan alat politik untuk melanggengkan kekuasaan, anak-anak di pelosok desa dibiarkan putus sekolah agar tidak mengancam kekuasaannya. Persis seperti perilaku Fir’aun yang hendak membunuh semua pemuda di Negerinya. 

Yang perlu kita ketahui adalah elit-elit durjana itu tidak melakukan dusta dan kejahatan sendirian. Mereka berusaha membujuk dan menjerat banyak pihak agar kerjasama dengannya. Yang diharapkan adalah kondisi saling mengunci (interlocking) agar kejahatan tertutupi. Artinya, bila ada yang berani ungkap kejahatannya, maka dia akan segera mengancam untuk membongkar kejahatan elit-elit lain (mutual disclosure). Dengan cara itulah kejahatan dan kekuasaan dilanggengkan.

Tentulah kita tidak ingin kejahatan seperti itu langgeng berkeliaran di Republik ini. Butuh anak-anak muda yang tangguh dan mampu berkreasi untuk menuntun perjalanan bangsa ini. Berkarya dengan moral yang kokoh, dan menciptakan sejarah lewat kerja-kerja nyata. Karena Sejarah itu tidak diciptakan oleh orang lain, tapi oleh diri kita masing-masing. Sejarah itu juga tidak ditentukan oleh hebatnya narasi, tapi oleh besarnya kontribusi yang nyata. Sejarah besar Indonesia tidak mustahil tercipta bila semua kita berlomba menjadi kontributor kebaikan, bukan menjadi penjaja omongan besar yang membohongi dan melenakan. Ayo Bangkit Bangsaku…

Adhi Azfar
Direktur Munashoroh Indonesia

No comments: