1. Pemerintah serius menaikan harga BBM
dan TTL (Tarif Tenaga Listrik) tahun 2013 lalu, tapi "BER-DAGELAN POLITIK" menaikan harga gas elpiji
2.
Harga gas elpiji 12 Kg awalnya naik Rp.3.959/kg.
Harga 1 tabung gas yang semula Rp.74.700 diumumkan naik menjadi Rp.122.400, atau naik Rp.47.700/tabung. Tak lama kemudian direvisi oleh Presiden SBY. (Padahal dalam RUPS-Rapat Umum Pemegang Saham Pertamina, ada perwakilan Menteri BUMN dan Menteri ESDM, tak jelas bagaimana koordinasi Presiden dan pembantu-pembantunya dalam membuat kebijakan ini).
3.
Kata Pemerintah melalui Pertamina, kenaikan
harga jual gas 12 kg ini untuk menekan kerugian perseroan yang tiap tahunnya di
atas Rp.5 triliun. Apalagi dengan melemahnya rupiah dan melonjaknya harga
minyak dunia (cat: fluktuasi harga gas selalu mengikuti harga minyak dunia),
maka kerugian makin besar, di atas Rp.5,7 triliun. Setelah di revisi Presiden, tak jelas apakah benar-benar rugi atau tidak.
4.
Tidak ada statemen dari pemerintah
terkait produksi gas yang banyak “dilarikan” keluar negeri.
5. Padahal pemerintah tahu bahwa kontrak
gas yang puluhan tahun dengan pihak asing itu sangat merugikan rakyat, karena
gas Indonesia banyak di ekspor ke luar
negeri justru di saat kebutuhan dalam negeri sedang tinggi saat ini (adanya
program konversi minyak tanah ke gas, BBG untuk transportasi, dan lain
sebagainya).
6.
Akibatnya, hukum supply-demand yang
berlaku, ketika permintaan tinggi, namun supply berkurang (pasokan gas dalam
negeri jadi sedikit karena di ekspor) sehingga harga meroket...
7.
Dulu, PLN dan Industri Keramik yang kekurangan
gas, sekarang rumah tangga juga.
8.
Apalagi pemerintah tahun 2014 nanti mengurangi
lifting (produksi) gas dari 1,36 juta BOEPD (APBN 2013) menjadi 1,24 juta BOEPD
(APBN 2014). Produksi gas diturunkan, padahal kebutuhan dan konsumsi akan
semakin naik. (BOEPD: Barrel Oil Equivalent Per
Day atau Barrel setara minyak).
9.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menganggap
kerugian Pertamina adalah kerugian negara, akibat menanggung kerugian atas
bisnis elpiji non subsidi sejak 2009 hingga 2013 mencapai 22 triliun. Mengapa
tidak di antisipasi sejak dulu dengan melakukan renegosiasi kontrak gas dengan
pihak asing yang menguasai ladang gas Indonesia.
10. Atau
mempertahankan produksi gas dengan memperbanyak eksplorasi gas yang sejak 10
tahun terakhir terus menurun. Sejak
tahun 2000, nyaris tidak ditemukan cadangan gas di blok baru. Sehingga produksi hanya mengandalkan
lapangan-lapangan tua yang sudah matured.
11. Ini akibat pemerintah memandang energi
sebagai komoditas dagang, bukan sebagai modal pembangunan.
12.
Hasil Survey dari Fraser Institute Canada, kondisi Industri Migas di Indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia, Dari 133
Negara/Wilayah yang disurvey, Indonesia berada diurutan 111. Sedangkan untuk
Kawasan Oceania, posisi Indonesia hanya lebih baik dari Timor Leste.
13. Bila
harga gas elpiji 12 kg naik, maka akan terjadi migrasi konsumen ke gas elpiji 3
kg. Jika itu terjadi, akibatnya adalah kelangkaan gas elpiji 3 kg…. Lalu, harga
gas bisa naik lagi (kembali ke hukum supply-demand).
14. Harusnya Pertamina melakukan terobosan, dengan memonitoring penyaluran
gas elpiji 3 kg hingga pangkalan/agen, bahkan ke titik akhir (konsumen),
memastikan pengguna gas elpiji 3 kg yang disubsidi adalah benar-benar untuk
rakyat yang membutuhkan (tepat sasaran). Bila
perlu gunakan sistem pasar tertutup khusus untuk elpiji 3 kg (sebagaimana sistem
raskin, BLT dan lainnya). Selamatkan rakyat kecil. Disini titik tekan yang
harus diperhatikan seluruh pemangku kepentingan (pejabat publik).
15. Pemerintah juga perlu terus mengantisipasi
praktik pengoplosan, yang akan semakin marak bila disparitas harga jual elpiji 12 kg dengan 3 kg semakin besar. Gas elpiji 3 kg yang disubsidi akan dioplos ke gas elpiji 12 kg untuk dapatkan keuntungan besar.
16. Pemerintah juga perlu terus memastikan
pasokan gas elpiji 3 kg agar tidak langka di masyarakat. Ingat, pemerintah juga
yang dulu telah mendorong konversi minyak tanah ke gas karena minyak tanah
sudah langka.
17. Atau buatlah varian tabung LPG, misalnya ukuran 5 kg, 8 kg
atau 10 kg, agar pembelian tidak memberatkan bagi yang tidak menerima subsidi
gas elpiji. Banyak pilihan di tengah masyarakat, untuk mengantisipasi
kelangkaan gas elpiji yang disubsidi.
Selamatkan Kekayaan Energi Indonesia....
No comments:
Post a Comment