Buat Yang masih bertanya kenapa Ikhwanul Muslimin
bersikukuh turun ke jalan-jalan dari pada diam di rumah. (Diterjemahkan
via Ibnu Luthfie At Tamaniy)...
Dalam pandangan saya kaum
Islamiyyun tetap melakukan protes adalah pilihan yang terbaik. Kalau
mereka menyerah kepada Al-Sisiy maka mereka akan di cela sejarah. Mereka
tidak bisa mempertanggungjawabkan nyawa sahabat-sahabat dan
pendukung-pendukung masyru' islamiy yang telah gugur. Selain itu,
Al-Sisiy tetap tidak akan mengampuni dan membiarkan mereka bebas.
Apalagi sudah terbukti bahwa mereka yang pulang ke rumah malam atau dini
hari langsung diciduk oleh polisi atau tentaranya Al-Sisiy. Dan masuk
dalam penjara juga bukan berarti mendapatkan keamanan. Peristiwa penjara
Abu Za'bal yang baru lalu menjadi gambaran bahwa tahanan tetap
diperlakukan sebagai binatang yang boleh disiksa dan dibunuh sehingga
puluhan bahkan ratusan tahanan telah gugur. Laa haula wa laa quwwata
illaa billaah.
Silahkan dibaca dialog Abdullah Bin
Az-Zubair dengan ibunya Asma` Binti Abu Bakar radhiyallaahu 'anhuma.
Beberapa jam sebelum Abdullah Bin Az-Zubair syahid dia menemui
ibunya Asma Binti Abu Bakar yang kala itu sudah sangat tua dan matanya
telah buta.
Abdullah bin Az-Zubair berkata:
"Assalaamu'alaiki warahmatullaahi wabarakaatuh, wahai ibunda"
Asma` menjawab: "Wa'alaikassalaam, wahai Abdullah." Ujarnya, "Apakah
gerangan yang membuatmu datang pada saat ini sementara batu-batu yang
ditembakkan manjaniqnya Al-Hajjaj atas pasukanmu di tanah haram telah
mengoncangkan rumah-rumah di Makkah?"
Abdullah Bin
Az-Zubair menjawab: "Saya datang untuk bermusyawarah dengan ibunda"
Asma balik bertanya: "Kamu datang untuk bermusyawarah
denganku...tentang apakah?"
Abdullah Bin Az-Zubair
menjawab: "Orang-orang sudah mengabaikanku dan mereka meninggalkanku
karena takut kepada Al-Hajjaj atau mengharapkan kedudukan di sisinya,
bahkan anak-anakku dan keluargaku juga sudah menyingkir dariku".
Selanjutnya beliau menuturkan: "Tidaklah tersisa bersamaku kecuali
sekelompok kecil dari pasukanku. Mereka sekalipun memiliki kesabaran
yang besar namun tidak akan lebih dari satu atau dua jam. Sementara Bani
Umayyah telah mengutus delegasi kepadaku yang menawarkan akan
memberikan kepadaku dunia yang aku minta dengan syarat aku mau
meletakkan senjata dan kemudian membaiat Abdul Malik Bin Marwan, maka
apa pandangan ibunda?"
Asma` lalu berkata dengan nada
tinggi: "Semua itu adalah urusanmu wahai Abdullah anakku. Kamu lebih
tahu tentang dirimu sendiri. Apabila kamu menyakini bahwa kamu diatas
kebenaran dan mengajak kepada kebenaran, maka bersabarlah sebagaimana
kesabaran para pendukung setiamu yang telah gugur di bawah benderamu.
Tetapi bila kamu menginginkan dunia maka kamu adalah manusia paling
buruk, kamu binasakan dirimu dan juga tentaramu"
Abdullah
Bin Az-Zubair berkata: "Namun tidak diragukan bahwa saya pasti terbunuh
pada hari ini"
Asma pun berkata: "Itu lebih mulia bagimu
daripada kamu menyerah kepada Al-Hajjaj secara sukarela. Sehingga
anak-anak Bani Umayyah akan mempermainkan kepalamu (harga dirimu)."
Dalam pandangan saya kaum Islamiyyun tetap melakukan protes adalah pilihan yang terbaik. Kalau mereka menyerah kepada Al-Sisiy maka mereka akan di cela sejarah. Mereka tidak bisa mempertanggungjawabkan nyawa sahabat-sahabat dan pendukung-pendukung masyru' islamiy yang telah gugur. Selain itu, Al-Sisiy tetap tidak akan mengampuni dan membiarkan mereka bebas. Apalagi sudah terbukti bahwa mereka yang pulang ke rumah malam atau dini hari langsung diciduk oleh polisi atau tentaranya Al-Sisiy. Dan masuk dalam penjara juga bukan berarti mendapatkan keamanan. Peristiwa penjara Abu Za'bal yang baru lalu menjadi gambaran bahwa tahanan tetap diperlakukan sebagai binatang yang boleh disiksa dan dibunuh sehingga puluhan bahkan ratusan tahanan telah gugur. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Silahkan dibaca dialog Abdullah Bin Az-Zubair dengan ibunya Asma` Binti Abu Bakar radhiyallaahu 'anhuma.
Beberapa jam sebelum Abdullah Bin Az-Zubair syahid dia menemui ibunya Asma Binti Abu Bakar yang kala itu sudah sangat tua dan matanya telah buta.
Abdullah bin Az-Zubair berkata: "Assalaamu'alaiki warahmatullaahi wabarakaatuh, wahai ibunda"
Asma` menjawab: "Wa'alaikassalaam, wahai Abdullah." Ujarnya, "Apakah gerangan yang membuatmu datang pada saat ini sementara batu-batu yang ditembakkan manjaniqnya Al-Hajjaj atas pasukanmu di tanah haram telah mengoncangkan rumah-rumah di Makkah?"
Abdullah Bin Az-Zubair menjawab: "Saya datang untuk bermusyawarah dengan ibunda"
Asma balik bertanya: "Kamu datang untuk bermusyawarah denganku...tentang apakah?"
Abdullah Bin Az-Zubair menjawab: "Orang-orang sudah mengabaikanku dan mereka meninggalkanku karena takut kepada Al-Hajjaj atau mengharapkan kedudukan di sisinya, bahkan anak-anakku dan keluargaku juga sudah menyingkir dariku". Selanjutnya beliau menuturkan: "Tidaklah tersisa bersamaku kecuali sekelompok kecil dari pasukanku. Mereka sekalipun memiliki kesabaran yang besar namun tidak akan lebih dari satu atau dua jam. Sementara Bani Umayyah telah mengutus delegasi kepadaku yang menawarkan akan memberikan kepadaku dunia yang aku minta dengan syarat aku mau meletakkan senjata dan kemudian membaiat Abdul Malik Bin Marwan, maka apa pandangan ibunda?"
Asma` lalu berkata dengan nada tinggi: "Semua itu adalah urusanmu wahai Abdullah anakku. Kamu lebih tahu tentang dirimu sendiri. Apabila kamu menyakini bahwa kamu diatas kebenaran dan mengajak kepada kebenaran, maka bersabarlah sebagaimana kesabaran para pendukung setiamu yang telah gugur di bawah benderamu. Tetapi bila kamu menginginkan dunia maka kamu adalah manusia paling buruk, kamu binasakan dirimu dan juga tentaramu"
Abdullah Bin Az-Zubair berkata: "Namun tidak diragukan bahwa saya pasti terbunuh pada hari ini"
Asma pun berkata: "Itu lebih mulia bagimu daripada kamu menyerah kepada Al-Hajjaj secara sukarela. Sehingga anak-anak Bani Umayyah akan mempermainkan kepalamu (harga dirimu)."
No comments:
Post a Comment